Minggu, 09 November 2014

RAHASIA DI BALIK MANDAR


MANDAR begitu banyak menyimpang rahasia misteri yang sering menimbulkan pertanyaan dan sesuatu yang sangat kurang bisa diterima oleh logika. Seperti beberapa Sossorang (pusaka). Sumber referensi yang meminta juga dirahasikan namanya mengatakan. Ada orang sakti mandraguna dulu di mandar berpesan sebelum meninggal, akan tetap lahir garis keturunan di mandar yang akan memegang warisan kesaktian dan sossorang mandar. Apakah itu dari dunia nyata atau dari dunia alam lain. Di dalam poto ini ada dua benda sossorang berupa keris. 
(Dua admin AJ sedang wawancara mengenai keris misterius. foto:Yatni)

Nomor 1 adalah Keris yang sudah ratusan tahun umurnya dan tetap turun temurun sampai di garis keturunannya. Keris tersebut mencapai panjang kurang lebih 65 cm. 

Nomor 2 adalah keris yang di dapat dari dunia lain atau biasa disebut orang mandar Todioroanna atau To dzio di Buraq Liung. Keris ini diterpa menggunakan jari. Percaya atau tidak, namun di keris ini memang sangat nampak bekas pijatan jarinya. 

Membahas tentang hubungan Todioronna, banyak yang tidak percaya dan ada juga beberap yang akan percaya jika bukti nyata sudah dilihat secara kasat mata. Akan tetapi jika ditelusuri kembali dalam catatan sejarah, Nenek moyang orang Mandar memang sangat misterius yang biasa disebut Tomanurung. Jadi besar kemungkinan, orang Mandar memang sudah dari dulu punya hubungan dengan makhluk Todioroanna. Akan tetapi yang mungkin akan diwarisi hanya orang- orang pilihan.

"Odi adaq, odi biasa. Sipakaraya di lalangna assamalewuang."

(artp/29.10.2014)

SOKKOQ LOTONG DI TANAH MANDAR


Toqdang, itulah sebutan para ulamaq dulu menyebut Mandar. Para ulama berpesan kepada orang- orang yang menuntut ilmu di jazirah Arab kalau ingin menemukan Paham Agama Islam yang sesungguhnya silahkan datang ke Toqdang dan temui Sokkoq Lotong. Makanya dulu banyak orang- orang dari luar datang ke Mandar menuntut ilmu agama, seperti yaman, arab, jawa, kalimantan, dan daeah lainnya. 

Tampak di dalam poto ini, Syeck Madinah bersama dengan seorang murid kesayangannya (Orang Pambusuang yang tidak diketahui namanya) meninggal dan di makamkan di pulau Pagarungan kecil. Paham Sokkoq Lotong sendiri, dulu dianggap sebagai paham yang mengkafirkan, makanya tidak dipengajikan secara umum di Sekitar wilayah Pambusuang. Beberapa ulama mengatakan, Paham Sokkoq Lotong sebenarnya tidak seperti itu, hanya saja kalau kelas rendah yang melihat akan mengatakan hal demikian padahal paham Sokkoq Lotong ini adalah kelas atas.

" Kafir dimata orang awam tapi dia orang paling bertauhid di antara kita para wali " pesan Sunan Kudus.

"Odi adaq, odi biasa. Sipakaraya di lalangna assamalewuang."

(artp/29.10.2014)

MELLATTIGI DI TANAH MANDAR

Dalam suatu acara pernikahan di Mandar, pada malam harinya, diadakan "pallattigian", baik terhadap calon mempelai pria maupun wanita. Untuk wanita "dilattigi" oleh wanita, dan untuk pria "dilattigi" oleh pria.

"Dilattigi to meloq likka dibongi meloqna likka. Tobaine nalattigiq-i toi tia tobaine, anna tommuane nalattigiq-i toi tia tommuane. To diperoa mallattigiq-i to diang laiyyana iyya deq to pia. Mamoareq-i sipaq na to diang laiyyana iyade to pia millele di to nalattigiq-i.
(Dilattigi orang yang melakukan akad nikah pada malam harinya. Wanita dilattigi oleh wanita, dan pria dilattigi oleh pria. Yang dipanggil untuk mallatigi adalah orang yang ada jahenya (maksudnya keturunan bangsawan) atau orang yang baik - baik. Dengan maksud mudah- mudahan sifat dari orang yang ada "laiyyana" dan orang yang baik tersebut berpindah kepada orang yang "dilattigiq-i" tersebut. (Sibaliparri:Gender Masyarakat Mandar:134).
(foto:Fahmira Ahmad)
Pada malam pernikahan di adakan do'a selamatan dengan pembacaan barazanji. Disusul acara mallattigi. Adapun orang yang bertugas mallatigi adalah orang yang dihormati seperti golongan bangsawan, penghulu agama dan dari pejabat. Selanjutnya di malam itu juga, sekitar jam sebelas malam diisi "parrawana" (rebana), baik parrawana tommuane (rebana pria) maupun parrawana tobaine (rebana wanita).

#SallangSalamaq #SalamBerbagi

"Odi adaq, odi biasa. Sipakaraya di lalangna assamalewuang."

(artp:10/11/2014)